Tampilkan postingan dengan label (4) Artikel dan Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label (4) Artikel dan Makalah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Mei 2017

Ciri-Ciri Ulama' Akhirat dan Ulama' Dunia

Bookmark and Share
Banyak orang beranggapan bahwa semua ilmu, baik ilmu umum dan ilmu agama adalah hal yang sama, dalam artian sama-sama dapat membantunya masuk syurgaNYA.
Ilmu adalah penolong, pembimbing dan hiasan bagi setiap manusia yang memilikinya. Ilmu dapat menolong manusia dari jurang kenisataan. Ilmu dapat membimbing manusia menuju  jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh-Nya dan orang-orang yang tersesat. Ilmu dapat menjadi hiasan, karena ucapan, gerakan dan cara bergaul orang yang berilmu, sungguh sangat indah dan pantas untuk dijadikan tauladan.  Dan   setiap amal perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu, akan menjadi sia-sia, tidak bernilai di hadapan Allah s.w.t.
Tidak semua ilmu berdampak positif pada pemiliknya, ada juga ilmu yang justru menjadi penyebab bagi pemiliknya terjerembab dalam jurang kenistaan, tersungkur selama-lamanya dalam luapan api neraka, bersama para penghianat dan orang-orang yang dimurkai oleh Allah s.w.t.. Baik dan tidaknya ilmu tergantung pada niat dan cara mendapatkannya. Apabila niat dan caranya baik maka ilmu yang diperoleh_pun akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila niat dan caranya jelek, maka ilmu yang diperoleh_pun akan menjadi jelek. Orang alim yang biasa disebut ulama’, tidak semuanya menggunakan ilmu dengan semestinya, ada juga dari mereka yang menggunakan ilmu pada jalan yang salah, hanya mengikuti kepuasan nafsu belaka. Ulama’ ada dua macam, yaitu ulama’ akhirat dan ulama’ dunia yang disebut dengan ulama’ al-su’.
a.   Ulama’ Akhirat
Ulama’ akhirat adalah orang alim yang menjadi pewaris para nabi, penunjuk jalan menuju Allah s.w.t., pelita dan penuntun umat, lampu dunia dan lentera akhirat, dan tidak pernah mengambil keuntungan dunia sedikitpun dari ilmu yang dimilikinya.
    Allah s.w.t. berfirman:
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَن يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خٰشِعِينَ لِلَّـهِ لَا يَشْتَرُونَ بِـَٔايٰتِ اللَّـهِ ثَمَنًا قَلِيلًا , أُولٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ , إِنَّ اللَّـهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya”.(Ali Imran: 199)
Al-Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi berkata: Orang alim disamakan dengan lampu, karena lampu dapat memancarkan sinar dengan sangat mudah, begitu pula orang alim. Maling takut untuk masuk ke dalam rumah seseorang yang di dalamnya terdapat lampu, beda halnya dengan rumah yang tidak ada lampunya, begitu pula ulama’ yang ada di tengah-tengah manusia, mereka akan memperoleh petunjuk menuju jalan yang hak serta terhindar dari gelapnya kebodohan dan bid’ah. Apabila lampu dalam kaca diletakkan di lubang dinding, maka lampu itu akan memancarkan sinar ke dalam dan luar rumah, begitu pula dengan lampu ilmu, akan memancarkan sinar di dalam hati dan di luarnya, sehingga sinar itu akan terpancar pada kedua telinga, kedua mata, lisan dan akan tampak macam-macam ketaatan dari masing-masing anggota badan. Pemilik rumah yang ada lampunya akan merasa nyaman dan senang, tapi sebaliknya apabila lampu itu mati dia akan merasa kesepian dan tidak nyaman, begitu pula dengan ulama’, selama mereka masih hidup manusia merasa nyaman dan senang, dan apabila mereka sudah meninggal dunia manusia akan merasa kehilangan, gelisah dan berduka. Diantara ciri-ciri ulama’ akhirat adalah:
Menggunakan ilmu untuk mendapatkan ridha Allah s.w.t.
Tidak mencari keuntungan dunia dengan ilmu yang dimiliki.
Mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Zuhud dan memandang remeh terhadap dunia.
Mengajak manusia pada yang makruf dan mencegah dari yang munkar.
 b.   Ulama’ Dunia
Ulama’ dunia adalah orang alim yang menjadi penyesat, penghancur dan penabur racun kemunafikan dalam hati manusia. Mereka bagaikan pohon oleander yang beracun, indah dipandang, tapi mematikan bila dimakan. Ucapan mereka dapat mengobati penyakit, tapi perbuatan mereka dapat menimbulkan penyakit yang tidak ada obatnya. Dan orang alim seperti ini yang paling dihawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. selain dajjal, karena lisan mereka menyeru manusia untuk menjahui dunia, tapi perbuatan mereka malah bertolak belakang dengan apa yang diucapkan,mereka sangat mencitai jabatan dan menjual ilmu dengan dunia yang sangat sedikit nilainya dibandingkan keagungan akhirat.
     Allah s.w.t. berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّـهُ مِيثٰقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهُۥ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُۥ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًا, فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. (Ali Imran, 187)

Ciri-ciri ulama’ dunia bisa dilihat dari kebalikan ciri-ciri ulama’ akhirat.

Referensi:

Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Maktabah Syamilah

Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, Maktabah Syamilah

Al-Baihaki, al-Zuhd al-Kabir, Maktabah Syamilah

Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi, Siraj al-Thalibin, al-Haramain

sumber:badruzzaman4.wordpress.com


Jumat, 25 Juli 2014

Mati Syahid berarti Pindah Tempat Ke Syurga

Bookmark and Share
Mati Syahid adalah dambaan setiap muslim sejati karena dengan mati syahid dosa-dosa terampuni dan sebenarnya orang-orang yang mati syahid adalah tidak mati di hadapan Allah SWT.

Allah SWT Berfirman  dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat : 54

ولا تقولوا لمن يقتل في سبيل الله أموات بل أحياء ولكن لا تشعرون

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya".

Senin, 03 Desember 2012

Ujian "Sabar dan Syukur"

Bookmark and Share

Jika semasa hidupnya seseorang tidak pernah menyusahkan orang lain, maka begitu pula semasa tiadanya, insyaAllah dia juga tidak menyusahkan orang lain, barangkali salah satunya hikmah inilah yang dapat dipetik dari berpulangnya Pengasuh Al-Umm KH. Moeqoddar bin K. Khairuddien bin K. Abdul Waly. Beliau telah dipanggil Allah SWT pada Hari Rabu Tanggal 07 Nopember 2012 M Pukul 11.40 WIB di RSI Kaleanget Sumenep Jawa Timur.
Sudah menjadi adat/kebiasaan orang Sumenep, setiap kali datang menunaikan ibadah haji, diramaikan dengan penyambutan yang sangat meriah walaupun terkadang penyambutan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, karena adanya ajang pemborosan.
Hal semacam ini tidak terjadi pada saat kedatangan Ny. Hj. Munawiyah (istri Alm. KH. Moeqoddar) yang mana beliau datang pada hari yang sama dengan meninggalnya sang suami tercinta. Ny. Hj. Munawiyah sebelum terbang ke Surabaya, ketika itu masih di Jeddah,

Rabu, 01 Februari 2012

Apakah nubuwah Nabi SAW akan terealisasi

Bookmark and Share
Roda Islam terus berputar (2):
Apakah nubuwah Nabi SAW akan terealisasi dan khilafah nubuwah kembali tegak pasca runtuhnya pemerintahan diktator?
Oleh:
Syaikh Husain bin Umar hafizhahullah

Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi SAW yang tiada lagi sesudahnya. Amma ba’du…
Rasulullah SAW bersabda:
“تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ, فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا, فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً, فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةٍ. ثُمَّ سَكَتَ” 
”Kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian khilafah ‘ala minhaj nubuwwah berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian kerajaan yang diwariskan berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian kerajaan yang dikatator berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian khilafah ‘ala minhaj nubuwwah berlangsung.” Kemudian Rasulullah SAW diam.

Selasa, 08 November 2011

Allah yang Memberikan Barokah Bukan Kiyai atau Guru

Bookmark and Share
Banyak yang mengira bahwa kiyai dapat memberikan barokah kepada orang lain, padahal dalam shalat setiap membaca tahiyyat awwal selalu dibaca bahwa Allah lah yang memiliki barokah. Karena Allah yang memiliki barokah maka Allah pula yang dapat memberikannya kepada orang lain atau makhluknya.
Menurut logika, jika seseorang mampu memberikan barokah kepada orang lain maka keluarganya sendiri yang akan diberi barokah tersebut. Namun pada kenyataannya, kita dapat melihat, ada yang keturunan kiyai atau orang 'alim atau yang bersangkutan sendiri yang diuji dengan sakit misalnya tidak sembuh-sembuh, walupun sudah gonta-ganti dokter.

Rabu, 02 November 2011

Penyakit Kiyai yang Bukan Ulama'

Bookmark and Share
Kiyai belum tentu termasuk golongan ulama', toh walaupun mereka 'alim belum tentu termasuk ulma' akhirat. Banyak di zaman sekarang ini, orang 'alim atau ulama' yang hanya 'alim/pandai yakni termasuk ulama' dunia, akan tetapimereka tidak termasuk golongan ulama' akhirat.
Namun kalangan awam banyak menganggap bahwa setiap kiyai termasuk 'alim/ulama', hal tersebut keliru, apalagi orang-orang yang menganggap bahwa setiap ulama' itu termasuk ulama' akhirat. Mengapa demikian? hal itu terjadi karena mayoritas semua orang-orang 'alim sekarang ini hanya mementingkan pribadi, kelompok dan popularitas, sangat jarang yang benar-benar mengikuti ajaran Rasulullah SAW. mereka mengutamakan pendapatnya sendiri yang didasarkan pada kiyas dan ijma' walaupun

Sabtu, 17 September 2011

Mekah dan Madinah Tampak Terang Dari Luar Angkasa

Bookmark and Share



Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang yaitu Mekah dan Madinah. Sunita William, seorang astronaut pertama India yang pada tanggal 2 Juli 2007 berada di angkasa luar, mengatakan bahwa dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop ada 2 tempat yang sangat berbeda, yaitu Mekah dan Madinah. Kedua tempat itu nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi. Masa Allah, Allah Maha Besar.
Selain itu, fenomena lain yang ditangkapnya adalah ketika gelombang suara dari bumi tidak mampu merambah luar angkasa, dia ternyata bisa menangkap suara Adzan. Apakah ini suatu keanehan, atau merupakan suatu jalan dari Allah untuk menunjukkan sisi-sisi kebenaran kepada sang Astronout?. Dikhabarkan setelah peristiwa ini, Sunita Williams secara spontan memeluk agama Islam. Allahu Akbar, bila khabar ini adalah suatu kebenaran.

Selasa, 26 Juli 2011

Hukum Wakaf dan yang Berkaitan dengannya

Bookmark and Share
A. KEUTAMAAN WAQAF *)


Wakaf termasuk amal ibadah yang paling mulia bagi kaum muslim, yaitu berupa membelanjakan harta benda. Dianggap mulia, karena pahala amalan ini bukan hanya dipetik ketika pewakaf masih hidup, tetapi pahalanya juga tetap mengalir terus, meskipun pewakaf telah meninggal dunia. Bertambah banyak orang yang memanfaatkannya, bertambah pula pahalanya; terlebih bila yang memanfaatkan hasil wakaf ini orang yang berilmu dinul Islam, ahli ibadah menurut Sunnah dan ahli da’wah Salafiyah, tentunya akan lebih bermanfaat lagi . Ini semua akan dipetik oleh pekawakafnya besok pada hari kiamat.

Jumat, 01 Juli 2011

As-Sayyid Al-Habib Haidar Bin Syahab Tour Madura

Bookmark and Share
Bookmark and Share
Bookmark and Share
Pada Hari Rabu Tanggal 18 Mei 2011 pukul 16:00 Pondok Pesantren Al-Umm Ambunten menerima kedatangan As-Sayyid Al-Habib Haidar bin Shahab (Pembina Yayasan Al-Umm) dari Jakarta beserta rombongan. Adapun kunjungan kali ini adalah untuk bersilaturrahmi dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Umm ( KH. Moeqoddar Khairuddien ) yang sedang sakit.

Kunjungan As-Sayyid Al-Habib Haidar Bin Syahab

Bookmark and Share
Bookmark and Share
Pada Hari Rabu Tanggal 18 Mei 2011 pukul 16:00 Pondok Pesantren Al-Umm Ambunten menerima kedatangan As-Sayyid Al-Habib Haidar bin Shahab (Pembina Yayasan Al-Umm) dari Jakarta beserta rombongan. Adapun kunjungan kali ini adalah untuk bersilaturrahmi dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Umm ( KH. Moeqoddar Khairuddien ) yang sedang sakit.

Selasa, 28 Juni 2011

Neraka bagi Kiyai Pahlawan dan Dermawan yang Tidak Lillah

Bookmark and Share

 Dari Abu Hurairah: Rasul SAW bersabda:
"Manusia yang paling pertama duputuskan kelak di hari kiamat, ialah orang yang masti syahid, ia diajukan dan ditanya tentang nikmat-nikmat Tuhan dan sesudah mengakuinya lalu ia ditanya: "Untuk apakah nikmatku padamu itu?, Jawabnya: "aku berperang pada jalan-Mu hingga mati syahid. Firman Tuhan: "Dusta kamu, padahal kau lakukan itu hanya untuk popularitas saja, supaya kau dikenal sebagai pahlawan dan pemberani. Dan hal itu sudah kau peroleh di dunia, untuk itu seretlah ia ke neraka.

Senin, 13 Juni 2011

Keutamaan Berda'wah

Bookmark and Share
Allah Ta’ala berfirman:

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang ummi (buta huruf) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).” (QS. Al-Jumuah: 2)

dan Allah Ta’ala berfirman:

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Bookmark and Share

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apakah salah seorang dari kalian suka jika ketika dia kembali kepada isterinya, di rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu.” (HR. Muslim no. 802)

Agar Mudah Melaksanakan Tahajjud

Bookmark and Share

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ada beberapa kiat yang dapat membantu seseorang untuk bangun di malam hari guna melakukan shalat Tahajjud. Di antaranya adalah.

[1]. Mengetahui keutamaan shalat Tahajjud dan kedudukan orang yang melakukannya di sisi Allah Ta’ala serta segala apa yang disediakan baginya berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat, bagi mereka disediakan Surga.

Dermawan adalah Sifat Mukmin Sejati

Bookmark and Share

Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.

Menuju Ketengan Hati

Bookmark and Share

Seiring dengan makin jauhnya zaman dari masa kenabian shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka semakin banyak pula kesesatan dan bid’ah yang tersebar di tengah kaum muslimin[1], sehingga indahnya sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kebenaran makin asing dalam pandangan mereka. Bahkan lebih dari pada itu, mereka menganggap perbuatan-perbuatan bid’ah yang telah tersebar sebagai kebenaran yang tidak boleh ditinggalkan, dan sebaliknya jika ada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihidupkan dan

Kita Semua Menunggu Kematian

Bookmark and Share
Kematian, salah satu rahasia ilmu ghaib yang hanya diketahui oleh Allah ta’ala. Allah telah menetapkan setiap jiwa pasti akan merasakannya. Kematian tidak pandang bulu. Apabila sudah tiba saatnya, malaikat pencabut nyawa akan segera menunaikan tugasnya. Dia tidak mau menerima pengunduran jadwal, barang sedetik sekalipun. Karena bukanlah sifat malaikat seperti manusia, yang zalim dan jahil.

Definisi Bid'ah dan Meluruskannya

Bookmark and Share
“Dikit-dikit bid’ah, dikit-dikit bid’ah,” “apa semua yang ada sekarang itu bid’ah?!” “kalau memang maulidan bid’ah, kenapa kamu naik motor, itukan juga bid’ah.” Kira-kira kalimat seperti inilah yang akan terlontar dari mulut sebagian kaum muslimin ketika mereka diingatkan bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah bid’ah yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Semua ucapan ini dan yang senada dengannya lahir, mungkin karena hawa nafsu mereka dan mungkin juga karena kejahilan mereka tentang definisi bid’ah, batasannya dan nasib jelek yang akan menimpa pelakunya.

Ciri-Ciri Penduduk Surga

Bookmark and Share

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menciptakan neraka bagi orang-orang kafir. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada nabi dan rasul akhir zaman, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri dan karakter orang-orang yang dijanjikan oleh Allah mendapatkan surga beserta segala kenikmatan yang ada di dalamnya, yang sama sekali belum pernah terlihat oleh mata,

Ingat Mati

Bookmark and Share
Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah, “Kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh para ulama, ialah tidur. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42)[1]