Kamis, 25 Mei 2017

Ciri-Ciri Ulama' Akhirat dan Ulama' Dunia

Bookmark and Share
Banyak orang beranggapan bahwa semua ilmu, baik ilmu umum dan ilmu agama adalah hal yang sama, dalam artian sama-sama dapat membantunya masuk syurgaNYA.
Ilmu adalah penolong, pembimbing dan hiasan bagi setiap manusia yang memilikinya. Ilmu dapat menolong manusia dari jurang kenisataan. Ilmu dapat membimbing manusia menuju  jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh-Nya dan orang-orang yang tersesat. Ilmu dapat menjadi hiasan, karena ucapan, gerakan dan cara bergaul orang yang berilmu, sungguh sangat indah dan pantas untuk dijadikan tauladan.  Dan   setiap amal perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu, akan menjadi sia-sia, tidak bernilai di hadapan Allah s.w.t.
Tidak semua ilmu berdampak positif pada pemiliknya, ada juga ilmu yang justru menjadi penyebab bagi pemiliknya terjerembab dalam jurang kenistaan, tersungkur selama-lamanya dalam luapan api neraka, bersama para penghianat dan orang-orang yang dimurkai oleh Allah s.w.t.. Baik dan tidaknya ilmu tergantung pada niat dan cara mendapatkannya. Apabila niat dan caranya baik maka ilmu yang diperoleh_pun akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila niat dan caranya jelek, maka ilmu yang diperoleh_pun akan menjadi jelek. Orang alim yang biasa disebut ulama’, tidak semuanya menggunakan ilmu dengan semestinya, ada juga dari mereka yang menggunakan ilmu pada jalan yang salah, hanya mengikuti kepuasan nafsu belaka. Ulama’ ada dua macam, yaitu ulama’ akhirat dan ulama’ dunia yang disebut dengan ulama’ al-su’.
a.   Ulama’ Akhirat
Ulama’ akhirat adalah orang alim yang menjadi pewaris para nabi, penunjuk jalan menuju Allah s.w.t., pelita dan penuntun umat, lampu dunia dan lentera akhirat, dan tidak pernah mengambil keuntungan dunia sedikitpun dari ilmu yang dimilikinya.
    Allah s.w.t. berfirman:
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَن يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خٰشِعِينَ لِلَّـهِ لَا يَشْتَرُونَ بِـَٔايٰتِ اللَّـهِ ثَمَنًا قَلِيلًا , أُولٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ , إِنَّ اللَّـهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya”.(Ali Imran: 199)
Al-Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi berkata: Orang alim disamakan dengan lampu, karena lampu dapat memancarkan sinar dengan sangat mudah, begitu pula orang alim. Maling takut untuk masuk ke dalam rumah seseorang yang di dalamnya terdapat lampu, beda halnya dengan rumah yang tidak ada lampunya, begitu pula ulama’ yang ada di tengah-tengah manusia, mereka akan memperoleh petunjuk menuju jalan yang hak serta terhindar dari gelapnya kebodohan dan bid’ah. Apabila lampu dalam kaca diletakkan di lubang dinding, maka lampu itu akan memancarkan sinar ke dalam dan luar rumah, begitu pula dengan lampu ilmu, akan memancarkan sinar di dalam hati dan di luarnya, sehingga sinar itu akan terpancar pada kedua telinga, kedua mata, lisan dan akan tampak macam-macam ketaatan dari masing-masing anggota badan. Pemilik rumah yang ada lampunya akan merasa nyaman dan senang, tapi sebaliknya apabila lampu itu mati dia akan merasa kesepian dan tidak nyaman, begitu pula dengan ulama’, selama mereka masih hidup manusia merasa nyaman dan senang, dan apabila mereka sudah meninggal dunia manusia akan merasa kehilangan, gelisah dan berduka. Diantara ciri-ciri ulama’ akhirat adalah:
Menggunakan ilmu untuk mendapatkan ridha Allah s.w.t.
Tidak mencari keuntungan dunia dengan ilmu yang dimiliki.
Mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Zuhud dan memandang remeh terhadap dunia.
Mengajak manusia pada yang makruf dan mencegah dari yang munkar.
 b.   Ulama’ Dunia
Ulama’ dunia adalah orang alim yang menjadi penyesat, penghancur dan penabur racun kemunafikan dalam hati manusia. Mereka bagaikan pohon oleander yang beracun, indah dipandang, tapi mematikan bila dimakan. Ucapan mereka dapat mengobati penyakit, tapi perbuatan mereka dapat menimbulkan penyakit yang tidak ada obatnya. Dan orang alim seperti ini yang paling dihawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. selain dajjal, karena lisan mereka menyeru manusia untuk menjahui dunia, tapi perbuatan mereka malah bertolak belakang dengan apa yang diucapkan,mereka sangat mencitai jabatan dan menjual ilmu dengan dunia yang sangat sedikit nilainya dibandingkan keagungan akhirat.
     Allah s.w.t. berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّـهُ مِيثٰقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهُۥ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُۥ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًا, فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. (Ali Imran, 187)

Ciri-ciri ulama’ dunia bisa dilihat dari kebalikan ciri-ciri ulama’ akhirat.

Referensi:

Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Maktabah Syamilah

Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, Maktabah Syamilah

Al-Baihaki, al-Zuhd al-Kabir, Maktabah Syamilah

Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi, Siraj al-Thalibin, al-Haramain

sumber:badruzzaman4.wordpress.com


Jumat, 25 Juli 2014

Mati Syahid berarti Pindah Tempat Ke Syurga

Bookmark and Share
Mati Syahid adalah dambaan setiap muslim sejati karena dengan mati syahid dosa-dosa terampuni dan sebenarnya orang-orang yang mati syahid adalah tidak mati di hadapan Allah SWT.

Allah SWT Berfirman  dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat : 54

ولا تقولوا لمن يقتل في سبيل الله أموات بل أحياء ولكن لا تشعرون

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya".

Senin, 03 Desember 2012

Ujian "Sabar dan Syukur"

Bookmark and Share

Jika semasa hidupnya seseorang tidak pernah menyusahkan orang lain, maka begitu pula semasa tiadanya, insyaAllah dia juga tidak menyusahkan orang lain, barangkali salah satunya hikmah inilah yang dapat dipetik dari berpulangnya Pengasuh Al-Umm KH. Moeqoddar bin K. Khairuddien bin K. Abdul Waly. Beliau telah dipanggil Allah SWT pada Hari Rabu Tanggal 07 Nopember 2012 M Pukul 11.40 WIB di RSI Kaleanget Sumenep Jawa Timur.
Sudah menjadi adat/kebiasaan orang Sumenep, setiap kali datang menunaikan ibadah haji, diramaikan dengan penyambutan yang sangat meriah walaupun terkadang penyambutan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, karena adanya ajang pemborosan.
Hal semacam ini tidak terjadi pada saat kedatangan Ny. Hj. Munawiyah (istri Alm. KH. Moeqoddar) yang mana beliau datang pada hari yang sama dengan meninggalnya sang suami tercinta. Ny. Hj. Munawiyah sebelum terbang ke Surabaya, ketika itu masih di Jeddah,

Jumat, 31 Agustus 2012

Allahumma Barik Lana...

Bookmark and Share
Kegiatan dalam liburan santri Al-Umm:

Rabu, 01 Februari 2012

Apakah nubuwah Nabi SAW akan terealisasi

Bookmark and Share
Roda Islam terus berputar (2):
Apakah nubuwah Nabi SAW akan terealisasi dan khilafah nubuwah kembali tegak pasca runtuhnya pemerintahan diktator?
Oleh:
Syaikh Husain bin Umar hafizhahullah

Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi SAW yang tiada lagi sesudahnya. Amma ba’du…
Rasulullah SAW bersabda:
“تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ, فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا, فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً, فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ, ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا, ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةٍ. ثُمَّ سَكَتَ” 
”Kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian khilafah ‘ala minhaj nubuwwah berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian kerajaan yang diwariskan berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian kerajaan yang dikatator berlangsung selama masa waktu yang dikehendaki oleh Allah. Allah kemudian mengangkatnya jika Dia telah berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian khilafah ‘ala minhaj nubuwwah berlangsung.” Kemudian Rasulullah SAW diam.

Kamis, 05 Januari 2012

Sa'di Nur Muhammad Januari 2012

Bookmark and Share
Sa'di Nur Muhammad (semoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan) pada hari Kamis tanggal 06 Januari 2012. Dia mendapat kecelakaan mata sebelah kiri setelah bermain dengan temannya sepulang mengaji. Tepatnya pada tanggal 15 Muharrom 1431 H, sekitar pukul 07.00 WIB, dia pulang bersama seorang temannya (tetangga dekatnya) dari mushalla tempat mengaji. Sesampainya ditengah jalan keduanya bermain dan Allah memberikan ujian yang sangat berat kepada Sa'di Nur Muhammad (Adi), berupa cedera pada matanya sebelah kiri. Hingga saat ini matanya tersebut tetap cedera walaupun selama setahun setiap minggu telah diobati kepada dokter specialist mata Sumenep dan RS Mata Undaan Surabaya.
Semoga dia dan keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran atas cobaan ini, dan mendapatkan kedudukan yang mulia disisi Allah SWT atas kesabaran dan ketabahannya ini..... amin

Senin, 26 Desember 2011

Sa'di Nur Muhammad yang Sangat Sabar

Bookmark and Share
Contoh anak dan keluarga yang sangat sabar adalah Sa'di Nur Muhammad (Adi) dan semua anggota keluarganya.